Bagaimana cara menurunkan nilai Chemical Oxygen Demand (COD) pada air limbah? Berikut ini adalah 6 metode atau cara-cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kadar COD pada air limbah kita
Daftar isi
Cara Menurunkan Nilai COD pada Air Limbah
Pada artikel sebelumnya kita akan mengetahui bahwa sebagian besar COD bersumber dari TSS atau tidak ada padatan terlarut yang biasa disebut sludge. Cara paling penting untuk menghilangkan lumpur adalah dengan menggunakan koagulan dan flokulan.
1. Penurunan COD dengan Proses Pengendapan (Koagulasi)
Prinsipnya adalah dengan mengikat sludge satu sama lain sehingga menjadi gumpalan sludge yang lebih besar untuk kemudian melakukan pengendapan dalam tangki sedimentasi. Beberapa bahan kimia yang biasa kita gunakan sebagai koagulan antara lain; PAC, FeCl3 (Ferric Chloride) dan Alum. Proses pengendapan ini, akan sangat mempengaruhi nilai COD. Terutama pada air limbah dengan jumlah TSS yang cukup tinggi. Sebagai informasi tambahan untuk TSS 1 mg/L dapat drop hingga 10 mg/L COD.
Agar proses penurunan COD menjadi lebih sempurna, kami sarankan untuk lebih memperhatikan proses pencampuran dan sedimentasi. Karena tanpa proses pencampuran yang tepat, reaksi pengendapan yang terjadi akan kurang sempurna.
2. Proses Mikrobiologi untuk Penurunan COD
Penurunan kadar COD dengan metode penggunaan bakteri atau mikroorganisme, khusus untuk COD yang berasal dari bahan organik dengan kandungan biodegradable yang tinggi. Proses ini kita lakukan dengan dua cara utama, yaitu aerasi dan anaerobik.
Pada proses aerasi, COD kita turunkan dengan membuat bakteri dapat mengurai senyawa organik dalam air. Bakteri ini disebut bakteri heterotrof pengurai senyawa organik akibat penggunaan oksigen. Proses ini biasanya berguna pada air limbah dengan COD kurang dari 3000 mg/L.
Dalam prosesnya bakteri anaerob bekerja dalam ruangan dengan kandungan oksigen yang minim. Proses ini disebut juga fermentasi, dimana bakteri mengurai autotrop bekerja dengan senyawa organik dari air limbah dengan tiga tahap salah satunya dengan mengambil oksigen dari senyawa organik. Proses anaerobik cocok untuk air limbah dengan kadar BOD di atas 2000 mg/L.
Sebelum memutuskan apakah akan menggunakan metode ini, penting bagi Anda untuk memahami jenis air limbah apa yang Anda hadapi. Karena proses mikrobiologi hanya cocok untuk air limbah dengan kandungan organik. Anda bisa mengetahuinya dengan melihat perbandingan antara COD dan BOD.
3. Kurangi COD dengan Oksidator
Beberapa bahan kimia, dapat membantu Anda mengurangi COD air limbah. Klorin, Hidrogen peroksida dan Ozon akan mengoksdiasikan bahan kimia di dalam air sehingga otomatis nilai COD akan turun. Namun tentunya anda harus membatasi dosis penggunaan oksidator, karena oksidator memiliki daya yang cukup terutama untuk organisme hidup. Teknik penurunan COD cocok untuk limbah yang memiliki nilai COD yang berasal dari limbah non-biodegradable seperti Phenol, surfaktan, dll.
4. Proses Reduksi COD dengan Reaksi Fenton
Reaksi fenton merupakan reaksi yang telah banyak diketahui mampu menurunkan nilai COD. Prinsipnya adalah terbentuknya radikal bebas yang tercipta dari reaksi antara reagen Fenton yaitu FeSO4 dengan Hidrogen peroksida. Reaksi Fenton inilah yang akan menjadi cikal bakal lahirnya sistem AOP.
5. Proses Oksidasi Lanjut, Metode Pengurangan COD terbaru
AOP merupakan teknologi terbaru yang mampu menurunkan nilai COD air limbah. Bahkan dari COD dengan nilai di atas 100 ribu sekalipun. AOP dibuat dari penyempurnaan tambahan reaksi Fenton dengan adanya injeksi ozon sehingga penambahan hidroksil bebas akhirnya mampu mengoksidasi bahan kimia dalam air.
Kelebihan proses AOP adalah kecepatan reaksi yang sangat cepat. Jika pengolahan secara mikrobiologi penurunan COD bisa memakan waktu berhari-hari. Maka proses AOP hanya memakan waktu hitungan jam bahkan menit. Kelebihan lainnya juga terletak pada area yang digunakan untuk sistem ini sangat kecil dibandingkan dengan sistem lainnya. Selain itu, proses ini tidak membutuhkan banyak bahan kimia untuk kita tambahkan ke dalam air limbah.
6. Proses Filtrasi dan Adsorpsi dengan Karbon Aktif
Metode terakhir ini banyak berguna pada proses finishing atau post treatment setelah proses primary treatment. Biasanya kita gunakan sebagai filter yakni karbon aktif. Karbon aktif akan menyerap zat organik, zat ozon atau klorin yang tersisa pada hasil pengolahan. Sehingga limbah cair aman untuk dibuang ke lingkungan. Filtrasi menggunakan karbon aktif juga biasa kita gunakan pada proses pengolahan air untuk menghilangkan bau, dan mengurangi bahan kimia dalam air.
Leave Your Comment