Untuk menjaga pH air tetap stabil pada kisaran 6,8 maka perlu suatu proses kimia yang dinyatakan dalam alkalinitas. Alkalinitas yaitu kemampuan pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, ion karbonat serta hidroksida dalam air. Ketiga iontersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga mampu menurunkan keasaman atau menaikkan pH. Alkalinitas yaitu besaran yang menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3=) di dalam air.
Dalam perairan tawar, pada perkiraan pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada perairan laut, ion karbonat lebih berperan. Secara alami air banyak mengandung bikarbonat (HCO3-) diantaranya;
1. Hasil ionisasi asam karbonat (H2CO3), bila perairan jenuh akan menjadi CO2.
2. Selain itu CO2 dapat bereaksi dengan bebatuan juga menghasilkan bikarbonat (HCO3-).
Pada air yang jenuh dengan zat CO2 maka keseimbangan kimia terjadi sebagai berikut:
(a) H2O + CO2 <—> H2CO3 <—> H+ + HCO3-
(b) 2HCO3- <—> CO2 + CO3- + H2O
(c) CO3= + H2O <—> HCO3- + OH-
Pada air yang mengandung zat kapur (CaCO3) maka keseimbangan kimia terjadi sebagai berikut:
(a) CaCO3 + CO2 + H2O <—> Ca++ + 2 HCO3-
(b) 2HCO3- <—> CO2 + CO3= + H2O
(c) Ca++ + CO3= <—> CaCO3
Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Nilai alkalinitas berkaitan dengan jenis perairan. Apabila perairan dengan nilai alkalinitas kurang dari 40 mg/liter CaCO3 di sebut sebagai perairan lunak (soft water). Sedangkan jika perairan yang alkalinitasnya lebih dari 40 mg/liter CaCO3 di sebut dengan perairan keras (hard water). Perairan dengan nilai alkalinitas yang tinggi lebih produktif daripada dengan nilai alkalinitas yang rendah.
Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan yaitu dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm. Perairan memiliki kemampuan untuk menjaga kestabilan pH sampai batas tertentu yaitu dapat bertahan terhadap berbagai perubahan pH. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan pH di kenal dengan istilah kapasitas pem-buffer-an pH.
Pertahanan pH air terhadap perubahan di lakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb:
CO2 + H2O <—> H2CO3 <—> H+ + HCO3ˉ <—> CO3= + 2H+
CO3= (ion karbonat) pada keseimbangan kimia di atas, maka di nyatakan sebagai alkalinitas air.
Sedangkan H+ (ion H) yaitu sumber keasaman. Proses keseimbangan di atas ialah reaksi bolak-balik, artinya reaksi dapat berjalan ke arah kanan (menghasilkan H+) ataupun ke arah kiri (menghasilkan CO2).
Oleh karena itu, jika masuk dalam perairan tersebut asam (ion H+), maka H+ tersebut akan segera di ikat oleh ion CO3= serta reaksi bergerak ke kiri menghasilkan CO2, (CO2 lepas ke udara). Pada saat asam baru di tambahkan, pH akan terukur rendah, akan tetapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri, pH akan kembali bergerak ke angka semula.
Dengan demikian apabila akan menghendaki penurunan pH pada perairan yang mengandung kapur tinggi, tidak akan efektif jika hanya di lakukan dengan penambahan asam saja.
Jika hanya dengan penambahan asam saja maka jumlah yang di berikan harus dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi nilai alkalinitasnya terlebih dahulu, seperti di tunjukkan pada reaksi di atas. Maka dari itu perlu menurunkan alkalinitas dahulu dengan mendidihkan air ataupun dengan melalukan air pada gambut. Sedangkan untuk menaikkan alkalinitas dengan cara menambahkan kalsium karbonat (CaCO3).
Leave Your Comment