Tes viabilitas sel digunakan oleh banyak peneliti untuk mengevaluasi kesehatan sel. Kategori pengujian ini berguna untuk optimasi eksperimental, memahami metabolisme sel, mempelajari efek pengobatan tertentu, dll. Dalam artikel ini, kami secara khusus fokus pada uji bioluminesen ATP, yang menghubungkan antara ATP, luciferin, dan luciferase untuk membantu menentukan jumlah sel hidup.
Daftar isi
Apa itu uji bioluminesen ATP?
Dalam pengujian ini kita dapat mengasumsi bahwa sel-sel hidup dalam sampel memiliki jumlah ATP yang konstan. Menggunakan asumsi itu kemudian terdapat hubungan kimiawi antara ATP, luciferin dan luciferase yang mampu untuk mengukur viabilitas sel. Dengan kata lain, hal ini memungkinkan seorang peneliti untuk mengukur jumlah sel hidup atau mati dalam sampel berdasarkan ada atau tidaknya ATP.
Dalam suatu sel hidup, yang memiliki ATP, reaksi luciferin-luciferase akan menghasilkan pendaran cahaya bioluminescent. Dalam kasus sel mati, yang tidak memiliki ATP, tidak ada reaksi bioluminesensi yang akan terjadi.
Jumlah intensitas cahaya dalam kondisi normal, konstan untuk setiap sel hidup. Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan intensitas bioluminesensi untuk memahami jumlah keseluruhan sel hidup dalam sampel.
Bagaimana cara kerja pengujian ini?
Uji bioluminesensi ATP bekerja dengan mencampurkan sampel sel ke dalam enzim luciferase dan substrat luciferin. Karena reaksi luciferase bergantung pada ATP, hanya sel hidup dalam sampel yang akan menghasilkan sinyal bioluminescent.
Dalam kasus sel-sel mati, metabolisme sel akan terganggu. Namun, ATPase (enzim yang mendegradasi ATP) masih berfungsi. Hal ini menyebabkan penurunan cepat ATP dalam sel-sel mati dalam sampel. Tetapi untuk benar-benar memahami cara kerja uji bioluminesensi ATP, kita perlu memahami reaksi luciferase terlebih dahulu.
Reaksi Luciferase
Ada dua langkah dalam reaksi luciferase. Langkah pertama adalah adenilasi substat luciferin yang menggunakan ATP. Langkah kedua adalah dekarboksilasi oksidatif dari luciferyl adenylate untuk membentuk oxyluciferin. Oxyluciferin yang terbentuk berada pada keadaan tereksitasi, dan cahaya dihasilkan ketika bergerak kembali ke keadaan dasar
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa ATP adalah senyawa fundamental dalam reaksi luciferase. Mengetahui hal ini dan fakta bahwa ATP ada di dalam sel hidup, peneliti dapat memanfaatkan reaksi ini dan mendapatkan data visual tentang jumlah sel hidup dan mati dalam sampel.
Pemakaian Uji Bioluminesen ATP
Pengujian ini digunakan untuk banyak penelitian seperti:
Evaluasi sanitasi.
Kesehatan makanan dan pengolahan makanan.
Panduan dosis biosida.
Mengelola fermentasi.
Optimalisasi kultur sel.
Optimalisasi kondisi eksperimental.
Evaluasi kemanjuran suatu pengobatan.
Memahami efek sitotoksik.
Mengukur pengikatan reseptor.
Memahami peristiwa transduksi sinyal.
Mempelajari patogenisitas.
Penelitian onkologi.
Pengembangan obat.
Keuntungan dari uji bioluminesen ATP
Banyak tes viabilitas sel populer dianggap invasif. Artinya dalam pengujian itu pada akhirnya membunuh sel. Salah satu keuntungan terbesar dari pengujian ini adalah sifatnya yang non-invasif. Tes ini tidak beracun dan karena itu tidak menghancurkan sel-sel hidup. Selain itu, memungkinkan pemantauan secara real-time.
Keuntungan tambahan dari ATP Bioluminescence Assay:
Prosedur Sederhana.
Sangat sensitif.
Sangat hemat biaya.
Lebih cepat dari metode konvensional.
Hasil muncul dalam beberapa menit.
Temukan informasi menarik lainnya dan apabila Anda sedang membutuhkan jasa ukur dan uji, silahkan langsung hubungi kami di Jasa Ukur Uji. Pengerjaan jasa ukur dan uji akan dilakukan oleh teknisi tim kami yang berpengalaman dan kompeten.
Leave Your Comment