Industri makanan menjadi industri dengan perkembangan paling pesat di Indonesia. Awalnya, pemerintah lebih fokus pada peningkatan ketahanan pangan dan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah. Namun, semenjak masuknya era globalisasi, muncul berbagai jenis makanan baru dan budaya kuliner asing sehingga industri makanan di Indonesia semakin beragam.
Peningkatan jumlah industri makanan di Indonesia menyebabkan perubahan gaya hidup terutama masyarakat di pusat perkotaan. Mereka lebih tertarik untuk mengunjungi restoran dan menyantap makanan cepat saji. Hal ini karena mereka tidak memiliki banyak waktu untuk memasak, tetapi membutuhkan makanan demi keberlangsungan hidup mereka. Industri makanan yang diciptakan negara barat mulai menguasai pasar Indonesia. Di sisi lain, sesungguhnya restoran lokal juga dapat memperoleh popularitas yang besar.
Meskipun pada kenyataannya, masyarakat Indonesia masih cenderung menyukai makanan dengan merek asing daripada lokal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri makanan lokal untuk meningkatkan kualitas dan menarik kembali daya minat masyarakat. Tantangan ini pun dapat menyebabkan tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada makananĀ asing yang biasanya berjenis junk food sehingga kurang baik jika dikonsumsi terus menerus.
Daftar isi
Dampak Menurunnya Minat Masyarakat terhadap Makanan Lokal
Menurunnya minat masyarakat terhadap makanan lokal dapat memiliki berbagai dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat menurunnya minat masyarakat terhadap makanan lokal.
Hilangnya Identitas Budaya Makanan Lokal
Berkurangnya Pendapatan Petani dan Pelaku Usaha
Menurunnya Inovasi Industri Kuliner Lokal
Peningkatan Jumlah Impor Makanan
Ketahanan Pangan Menurun
Peningkatan Masalah Kesehatan
Melihat dampak-dampak di atas, penting bagi masyarakat memiliki kesadaran untuk menghargai dan mendukung industri makanan lokal. Pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan pelaku usaha perlu berperan dalam mempromosikan dan menjaga keberlanjutan makanan lokal. Hal ini supaya industri makanan di Indonesia lebih berkembang hingga mampu bersaing secara global.
Peran Teknologi bagi Industri Makanan
Berdasarkan siaran pers Kemenperin, pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di triwulan III-2022 mencapai 3,57%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 3,49%. Industri mamin dapat berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88%. Perkembangan ini terus meningkat walaupun sempat terkendala akibat pandemi Covid-19. Selain itu, perkembangan industri makanan di Indonesia ini tentunya juga diiringi dengan kemajuan teknologi.
Tanpa pengujian dan pengukuran yang tepat, mustahil bagi industri makanan untuk menjalankan proses produksi dengan lancar dan menghasilkan produk yang baik. Terlebih lagi untuk mendorong peningkatan hasil produk dari segi kualitas dan kuantitas. Selain itu, penggunaan teknologi membantu pengembangan reputasi merek yang baik dan meningkatkan nilai jual makanan. Hal ini tentu tidak bisa lepas dari pengujian menggunakan alat ukur dan uji yang berkaitan dengan industri makanan sebagai bentuk quality control produk.
Tentu dengan penggunaan teknologi yang tepat dalam upaya pengukuran dan pengujian, industri makanan berhasil mengalami peningkatan. Hal ini memerlukan perhitungan yang seimbang antara peningkatan kualitas produk dengan daya minat masyarakat. Dengan produk yang berkualitas, masyarakat akan beralih mengonsumsi makanan lokal.
Untuk hasil ukur uji yang tepat serta efisien bagi industri makanan, dibutuhkan lembaga terpercaya dan profesional dalam menanganinya. JasaUkurUji menyediakan berbagai jasa, khususnya pada jasa service alat ukur dan uji. Kami siap membantu Anda menghasilkan produk makanan berkualitas lewat jasa pemeliharan alat ukur uji.
Dengan menggunakan jasa kami, Anda akan lebih menghemat tenaga dan biaya. Yuk, segera hubungi kami lewat kontak di website ini dan dapatkan penawaran eksklusif untuk Anda sekarang.
Leave Your Comment