Retak permukaan dan lubang kecil yang tidak terlihat dengan mata telanjang dapat kita temukan dengan pemeriksaan menggunakan metode penetrant test. Berguna untuk menemukan kebocoran pada las-an atau logam secara umum. Penerapannya dapat pada baja austenitik dan bahan nonferrous di mana inspeksi partikel magnetik tidak akan berguna.
Inspeksi menggunakan cairan penetrant memiliki maksud sebagai perpanjangan dari metode inspeksi visual. Banyak standar misalnya Kode AWS D1.1, mengatakan bahwa “Las yang mengikuti standar pada pengujian penetran cair harus menjadi bahan evaluasi berdasarkan persyaratan untuk inspeksi visual.”
Daftar isi
Metode Kerja Penetrant Test (PT)
Dua jenis cairan untuk penetrasi yang kita gunakan adalah pewarna fluoresenatau yang mudah terlihat. Dengan inspeksi penetran fluoresen, cairan berpendar tinggi dengan kualitas penetrasi yang baik bisa kita terapkan ke permukaan bagian uji. Sifat kapiler akan menarik cairan ke dalam bukaan permukaan, dan kelebihannya kemudian terbuang.
Berikutnya, cairan “developer” kita gunakan untuk menarik penetran kembali ke permukaan. Hal ini menghasilkan indikasi yang akan memudahkan penetran terlihat oleh sinar ultraviolet.
Kontras tinggi antara bahan fluorescent dan objek memungkinkan untuk mendeteksi jejak kecil penetran yang menunjukkan cacat permukaan.
Inspeksi menggunakan penetran berwarna juga serupa. Penggunaannya dengan pewarna berwarna cerah dan mudah terlihat di bawah cahaya biasa.
Biasanya, developer berwarna putih kita gunakan dengan penetran berwarna mencolok/kontras. Hal ini bertujuan menciptakan latar belakang yang sangat kontras dengan warna penetran awal itu. Memungkinkan portabilitas yang lebih besar dengan menghilangkan kebutuhan akan sinar ultraviolet.
Kebutuhan Sampel Uji
Bagian yang akan kita uji harus bersih dan kering, karena benda asing dapat menutup retakan atau lubang kecil dan mengeluarkan penetran. Penetran dapat kita terapkan dengan cara mencelupkan, menyemprot atau menyikat, tetapi perlu waktu yang cukup banyak agar cairan dapat terserap sepenuhnya ke dalam diskontinuitas. Prosesnya mungkin memerlukan waktu satu jam atau lebih.
Inspeksi penetran cair banyak digunakan untuk deteksi kebocoran. Prosedur umum adalah menerapkan bahan fluoresen ke satu sisi sambungan, menunggu waktu yang cukup untuk aksi kapiler terjadi, dan kemudian melihat sisi lain dengan sinar ultraviolet.
Pada bejana berdinding tipis, teknik ini akan mengidentifikasi kebocoran yang biasanya tidak dapat ditemukan dengan uji udara biasa dengan tekanan 5-20 Ib/in2. Namun, ketika ketebalan dinding melebihi 1/4 inci, sensitivitas uji kebocoran akan berkurang.
Leave Your Comment