Di dalam aplikasi manufaktur, material di lakukan pengujian dengan dua pertimbangan untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu. Oleh karena itu kita perlu mengetahui Metode uji kekerasan, yuk simak penjelasan berikut.
Di dunia teknik, umumnya ada 3 metode uji kekerasan, diantaranya:
Daftar isi
Uji Kekerasan Rockwell
Prinsip dasar uji kekerasan Rockwell dengan mengukur kedalaman material dengan cara memberikan beban indentansi menggunakan beban minor kemudian di lanjutkan dengan memberikan beban major. Awal nya beban minor di terapkan dengan posisi nol datum yang sudah di tetapkan. Beban utama (major) kemudian di terapkan beberapa waktu kemudian di angkat kembali dengan posisi beban minor masih tertahan atau di terapkan.
Angka yang di hasilkan dari uji kekerasan rockwell mewakili perbedaan kedalaman dari posisi nol datum yang merupakan akibat dari penerapan beban major. Uji kekerasan metode ini dapat memberikan hasil pengukuran dengan cepat tanpa harus membutuhkan persyaratan berupa pengukuran dimensi sekunder. Jenis indentor yang paling sering di gunakan yaitu berbentuk diamond cone (kerucut) dengan sudut 120 derajat untuk menguji kekerasan material logam. Sedangkan untuk material yang tingkat kekerasannya tipis atau lunak menggunakan indentor berupa bola karbida dengan diameter 1/6 hingga 1/2. Kombinasi indentor serta kekuatan uji membentuk skala Rockwell.
Kombinasi-kombinasi ini membentuk 30 skala yang berbeda dan di nyatakan sebagai angka kekerasan aktual di ikuti oleh huruf HR dan kemudian skala masing-masing. Misalkan, angka kekerasannya adalah HRC 63, artinya kekerasan 63 pada skala Rockwell C.
Uji Kekerasan Vickers
Metode Mikro atau Makro, atau biasa disebut pengujian Vickers, juga di lakukan dengan menekan indentor geometri tertentu ke permukaan uji. Tidak seperti pengujian Rockwell, tes Knoop maupun Vickers hanya berlaku satu uji kekuatan. Nilai penekanan di ukur dengan menggunakan mikroskopbertenaga tinggi secara otomatis dengan perangkat lunak atau software melalui analysa gambar material yang di uji.
Pengujian ini memakai indentor berbentuk prisma dengan diagonal antara panjang dan pendeknya sekitar 7 hingga 1. Uji vickers terutama di lakukan dengan beban mulai dari 10g hingga 1000g. Indentor di pengujian Vickers membentuk lekukan dengan nilai kedalaman tertentu. Memiliki dua rentang gaya yang berbeda, mikro (10g hingga 1000g) dan makro (1kg – 100kg).
Uji Kekerasan Brinell
Uji kekerasan metode ini dengan beban besar 500 dan 3000 Kgf, dengan rentang waktu pengujian dari 10 hingga 30 detik menggunakan bola karbida berdiameter 5 atau 10 mm. Gaya tekan yang lebih rendah dengan bola indentor berdiameter lebih kecil kadang-kadang di gunakan untuk pengujian yang lebih spesifik.
Tidak jauh berbeda dengan uji Vickers, pada uji kekerasan Brinell hanya berlaku satu uji kekuatan. Setelah pemberian beban tekanan, bagian permukaan yang di beri tekanan tadi di ukur menggunakan mikroskop daya rendah atau alat pengukur otomatis untuk mendapatkan nilai dalam satuan milimeter. Pengujian Brinell biasanya di gunakan untuk menguji kekerasan material seperti alumunium, paduan tembaga , baja dan cast iron.
Baja atau material lain yang memiliki tingkat kekerasan tinggi tidak bisa di uji menggunakan metode Brinell. Namun, uji Brinell lebih efektif dan sederhana karena tidak terlalu terpengaruh terhadap beban yang di gunakan serta kondisi lapisan permukaan. Penguji Brinell paling sering di lakukan pada pipa industri yang berdiameter besar.
Leave Your Comment