Pupuk nitrogen N merupakan sumber kontaminasi nitrat di sebagian besar air tanah yang paling umum terjadi. Peningkatan efisiensi penggunaan pupuk N mengurangi jumlah N yang berpotensi mencemari sumber daya air. Pengelolaan N yang efektif merupakan tantangan utama bagi produsen tanaman biji-bijian. Penggunaan alat bantu seperti klorofil meter penting untuk efisiensi pemberian Pupuk N.
Faktor-faktor seperti cuaca yang mempengaruhi efisiensi produksi di luar kendali produsen. Pupuk N menjadi lebih mahal, tetapi kekurangan dapat mengakibatkan penurunan hasil yang substansial dan kehilangan keuntungan. Akibatnya, produsen cenderung mengelola pupuk N untuk meminimalkan risiko kekurangan, yang dapat menyebabkan aplikasi pupuk berlebihan dan pencemaran lingkungan selanjutnya.
Para peneliti telah mengembangkan cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk N. Menggunakan uji tanah untuk menyesuaikan tingkat pupuk N untuk sisa nitrat bekerja dengan baik. Namun, ada potensi untuk menyempurnakan keputusan pengelolaan N selama musim tanam untuk bereaksi terhadap perubahan cuaca dan kondisi tanaman.
Daftar isi
Pemanfaatan Klorofil meter
Konsep penggunaan tanaman untuk menilai status N tanaman bukanlah hal baru. Penelitian selama dekade terakhir menunjukkan hubungan erat antara kandungan klorofil daun dan kandungan N daun, yang masuk akal karena sebagian besar N daun terkandung dalam molekul klorofil. Pengukur klorofil dalam SPAD memungkinkan pengguna dengan cepat dan mudah mengukur potensi aktivitas fotosintesis, yang terkait erat dengan kandungan klorofil daun, status N tanaman, dan kehijauan daun.
Pada dasarnya, alat ukur ini memaparkan sebagian kecil daun ke cahaya yang berlimpah dan mengukur berapa banyak yang tidak ditangkap oleh klorofil dalam proses fotosintesis. Klorofil meter dapat digunakan untuk memantau status N tanaman dan berpotensi meningkatkan efisiensi penggunaan N.
Keuntungan Klorofil Meter pada Pemberian Pupuk N
Pengukur klorofil memiliki beberapa keunggulan jika kita bandingkan dengan metode pengujian jaringan lain. Kita tidak perlu mengirim sampel ke laboratorium untuk melakukan analisis, dan pasti menghemat waktu dan biaya. Penggunaan pengukur klorofil (SPAD) tidak merusak dan memungkinkan pengukuran berulang sepanjang musim tanam.
Tumbuhan menghasilkan klorofil sebanyak mungkin sampai sesuatu yang lain menjadi pembatas. Dengan demikian, konsumsi mewah N tidak meningkatkan kandungan klorofil daun. Hal ini menyebabkan pembacaan alat ukur SPAD mencapai puncak ketika ketersediaan N memadai. Namun hal tersebut terlepas dari berapa banyak N ekstra yang terpakai oleh tanaman. Menggunakan klorofil meter untuk memantau kehijauan daun sepanjang musim tanam menandakan pendekatan potensi kekurangan N dini untuk memperbaikinya tanpa mengurangi hasil.
Pendekatan ini membuat alat ukur SPAD sangat berguna di mana tambahan N dapat diterapkan melalui sistem irigasi sprinkler/fertigasiatau dengan peralatan seperti sprayer. Fertigasi melalui irigasi alur tidak disarankan karena tingkat aplikasi air bisa sangat bervariasi.
Efisiensi Pemberian Pupuk N
Pada sistem tanam non-irigasi, pupuk N tambahan dapat kita suntikkan dengan penerapan sidedress jika tanaman tidak terlalu tinggi atau ikat di antara baris menggunakan peralatan dengan jarak bebas tinggi. Salah satu manfaat fertigasi adalah N yang diberikan dengan cepat diserap oleh tanaman untuk memperbaiki kekurangan N.
Kemampuan deteksi stres N awal dari pengukur SPAD atau klorofil meter berguna untuk meningkatkan efisiensi pemberian pupuk N. Dapat pula mengurangi risiko yang terkait pengurangan pemupukan sebelum tanam. Penggunaan pengukur SPAD di suatu musim tanam harus kita gabung dengan prosedur pengujian tanah pramusim tradisional untuk hasil terbaik.
Faktor Pengaruh Hasil Pembacaan Klorofil Meter
Banyak faktor yang mempengaruhi pembacaan alat ukur klorofil. Varietas atau perbedaan hibrida dapat sangat mempengaruhi pembacaan pada alat karena beberapa hibrida jagung dan sorgum yang dibuahi secara memadai berwarna hijau lebih gelap daripada yang lain.
Tahap pertumbuhan dapat mempengaruhi kehijauan daun, seperti juga kondisi lingkungan seperti suhu, tekanan udara, kelembaban, dan sinar matahari. Penyakit tanaman, kekurangan nutrisi, dan hampir semua jenis stres tanaman lainnya dapat mempengaruhi kemampuan tanaman untuk menghasilkan klorofil, sehingga mempengaruhi kehijauan daun.
Alat ukur klorofil mendapat pengaruh dari banyak hal, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa pembacaan pada menunjukkan N yang sebenarnya. Pembacaan pada alat hanya merupakan gambaran hasil sebenarnya dan tetap harus melakukan kalibrasi untuk setiap bidang, tanah, hibrida, dan lingkungan untuk memastikan hasil pembacaannya. Cara terbaik untuk mengkalibrasi alat ukur adalah dengan membuat satu set strip referensi yang cukup di setiap ladang pada tiap tahunnya.
Leave Your Comment