Baterai EV: Seberapa Ramah Lingkungan? – Harga gas kembali mengalami kenaikan. Meskipun biaya gas terus meningkat selama lebih dari seminggu di berbagai negara, bagi mereka yang ingin menghindari biaya bensin yang tinggi, opsi transportasi alternatif seperti kendaraan listrik atau mobil listrik (EV) bisa dipertimbangkan.
Meski EV dikenal sebagai opsi ramah lingkungan untuk berpergian, terdapat beberapa masalah terkait baterainya. Dari pemahaman terhadap isu lingkungan yang terkait dengan baterai EV hingga solusi inovatif yang tersedia, berikut adalah hal-hal yang perlu diingat.
Daftar isi
Kepedulian lingkungan terlibat
Seiring berjalannya waktu, kapasitas baterai EV secara perlahan akan berkurang. Beberapa baterai didaur ulang atau dimanfaatkan kembali untuk tujuan lain, namun dalam jangka panjang, ada pula yang akhirnya dibuang. Praktik umum yang sering dihadapi oleh baterai EV saat mencapai akhir masa pakainya adalah “mempreteli,” di mana baterai dipecah menjadi potongan-potongan yang dikenal sebagai “massa hitam.”
Massa ini kemudian dikenai proses pembakaran atau pengolahan dengan menggunakan asam untuk mengekstrak mineral berharga seperti nikel dan kobalt yang terkandung di dalamnya. Meskipun mempreteli memiliki dampak negatif terhadap lingkungan (karena melibatkan api dan asam), ini diperlukan karena baterai EV tidak didesain untuk dibongkar.
Sebuah perusahaan di Swiss telah merancang kendaraan listrik mereka dengan pertimbangan penggunaan ulang dan daur ulang baterai. Setelah baterai tersebut digunakan kembali dalam berbagai cara, baterai tersebut kemudian dipecah secara bertahap menjadi komponen yang dapat dimanfaatkan kembali.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan bahan baku baterai baru dengan efisiensi yang maksimal dari baterai yang sudah tidak berfungsi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghindari penghancuran baterai EV dan memberikan contoh tentang bagaimana pendekatan yang lebih berkelanjutan dapat diambil dalam manajemen baterai.
Bagaimana orang-orang dapat membuat perbedaan
Untuk mengurangi dampak lingkungan dari EV, menjaga perawatan baterai dengan baik bisa memberikan kontribusi signifikan. Walaupun banyak orang mungkin khawatir tentang kehabisan daya saat menggunakan EV, perlu dipahami bahwa kehabisan energi secara tidak sengaja pada EV jauh lebih jarang terjadi.
Dengan adanya beberapa indikator yang memberi tahu bahwa baterai EV memerlukan pengisian ulang, EV memberikan peringatan visual dan suara ketika baterai mulai hampir habis. Jika Anda sampai kehabisan daya saat sedang mengemudi, perlu diingat bahwa risiko kerusakan pada powertrain EV lebih rendah dibandingkan dengan mobil bensin yang kehabisan bahan bakar.
Walaupun baterai lithium-ion tentu akan mengalami penurunan kapasitas seiring berjalannya waktu dan penggunaan, masa pakai baterai dapat diperpanjang dengan beberapa langkah, seperti menghindari pengisian daya cepat kecuali diperlukan, membatasi pengisian daya hingga tidak mencapai 100% atau habis (0%), serta selalu merujuk pada buku manual untuk petunjuk pengisian daya yang spesifik.
Menjelajahi berbagai pilihan
Meskipun banyak dana dialokasikan untuk mendaur ulang suku cadang dan untuk mendanai pusat penelitian yang mencari cara untuk membongkar baterai yang tidak berfungsi guna mengekstraksi logam berharga dalam skala besar, serta menjaga barang-barang bongkaran untuk jangka waktu yang lebih lama merupakan pilihan alternatif, seperti yang dijelaskan dalam salah satu artikel dari The Guardian.
Beberapa perusahaan, termasuk Tesla sebagai contohnya, berupaya untuk memastikan bahwa baterai EV mereka digunakan seoptimal mungkin. Mereka menyatakan bahwa “memperpanjang umur baterai adalah pilihan yang lebih baik daripada mendaur ulang, baik dari segi lingkungan maupun bisnis.”
Oleh karena itu, sebelum benar-benar menghentikan penggunaan baterai konsumen dan mengirimnya untuk didaur ulang, perusahaan melakukan berbagai cara untuk memperpanjang masa pakai setiap paket baterai. Tesla juga menegaskan bahwa tidak ada baterai lithium-ion bekas mereka yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan semuanya didaur ulang dengan 100%, hal ini dilakukan untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan.
Terdapat potensi untuk memberikan “kehidupan kedua” bagi baterai EV. Sebagian besar baterai masih memiliki potensi yang signifikan dan mampu mempertahankan hingga 70% dari kapasitas pengisiannya selama delapan tahun.
Cara penggunaan kembali baterai EV menunjukkan bahwa baterai tersebut dapat digunakan sebagai Sistem Penyimpanan Energi (Energy Storage Systems/ESS), yang mampu menyimpan daya nol-emisi yang dihasilkan oleh sumber energi terbarukan seperti angin dan matahari.
Mengadopsi kendaraan listrik adalah langkah positif untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Namun, sementara kendaraan listrik memberikan manfaat besar dalam mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, penting untuk tetap mempertimbangkan siklus hidup baterai EV serta upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan seluruh prosesnya lebih ramah lingkungan.
Kesimpulan
Meskipun baterai EV saat ini memiliki dampak lingkungan yang perlu diperhatikan, industri terus berusaha untuk mengurangi dampak tersebut melalui berbagai inovasi dan perubahan dalam siklus hidup baterai. Konsumen juga dapat berperan dalam menjaga baterai EV mereka agar lebih tahan lama dan mengikuti pedoman penggunaan yang direkomendasikan oleh produsen.
Sektor transportasi yang lebih berkelanjutan membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk produsen, pemerintah, dan masyarakat, untuk mencapai tujuan lingkungan yang lebih baik tanpa mengabaikan dampak yang mungkin timbul dari teknologi yang masih dalam perkembangan.
JasaUkurUji menyediakan berbagai jasa, seperti jasa service, kalibrasi, konsultasi, pengukuran dan pengujian. Kami siap membantu Anda dalam melakukan service, kalibrasi maupun konsultasi mengenai alat ukur listrik Anda.
Dengan menggunakan jasa kami, Anda akan lebih menghemat tenaga dan biaya. Yuk, segera hubungi kami lewat kontak di website ini dan dapatkan penawaran eksklusif untuk Anda sekarang.
Leave Your Comment